BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami perkembangan dan
perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi respon terhadap
permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta pengaruh perubahan
global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya.
Indonesia yang merupakan negara berkembang, masih banyak masalah pendidikan
yang melanda Indonesia. Salah satunya adalah pendidikan yang belum bisa
mencerdaskan bangsa. Hal ini menuntut perlu adanya perbaikan sistem pendidikan
nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.
Lalu bagaimana pendidikan di negeri Haji, Arab Saudi dengan
pendidikan di Mesir . Apakah kelebihan-kelebihan yang dimiliki pendidikan Arab
Saudi dan Negara Mesir , akankah dapat diambil beberapa perbandingan. Kami akan coba paparkan tentang Sistem
Pendidikan di Arab Saudi dengan sistem pendidikan di Negara Mesir .
Pendidikan
Islam boleh diartikan sebagai proses mendidik dan melatih akhlak, jasmaniah,
dan ruhaniah manusia berasaskan nilai-nilai Islamiah yang bersumberkan
al-Qur’an dan sunnah Rasulullah s.a.w bagi melahirkan insan yang bertakwa dan
mengabdikan diri kepada Allah semata-mata. Pendidikan bermula ketika nabi
Muhammad s.a.w mendapat wahyu pertama. Menunjukkan wajibnya umat islam menuntut
ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pendidikan di Arab Saudi
Disamping sisi dunia kerja, daya tarik Arab Saudi yang lain
adalah dunia pendidikan. Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara
laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, sistem
pendidikan dibagi menjadi 3 bagian utama:
1.
Pendidikan umum untuk laki-laki
2.
Pendidikan umum untuk perempuan
3.
Pendidikan Islam untuk laki-laki
Untuk pendidikan umum, baik laki-laki dan perempuan mendapat
kurikulum yang sama dan ujian tahunan yang sama pula. Pendidikan umum dibagi
menjadi 4 bagian:
1. Pendidikan Dasar yang terdiri dari
SD (6-12 tahun).
2. Pendidikan Menengah (12 – 15 tahun).
3. Pendidikan Sekunder (15-18 tahun).
4. Pendidikan Tinggi (Universitas atau
Akademi).
Pendidikan Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk
membentuk calon-calon anggota dewan ulama. Kurikulum untuk sekolah Islam
tradisional juga sebagian menggunakan kurikulum pendidikan umum, tetapi
fokusnya pada Studi Islam dan Bahasa Arab. Untuk pendidikan agama, dilakukan di
bawah supervisi dari Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan Universitas Islam
Madinah (Madinah). Namun demikian, di universitas-universitas umum, pelajaran
agama Islam merupakan mata kuliah wajib apapun jurusan yang diambil mahasiswa
Sistem Pendidikan di
Arab Saudi terdiri dari pendidikan
dasar, pendidikan sekunder, dan
pendidikan tinggi yang akan dijabarkan lebih jauh sebagai berikut:
1. Pendidikan Dasar (Primary Education), terdiri dari:
a.
Sekolah Dasar
Durasi: 6
tahun (umur 6 – 12 tahun)
Pelajaran
wajib: bahasa arab, seni, geografi, sejarah, ekonomi rumah tangga (khusus
perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), studi Islam, dan
sains.
b.
Sekolah Menengah
Durasi: 3
tahun (umur 12 – 15 tahun)
Pelajaran
wajib: bahasa arab, seni, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi rumah
(khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), studi
Islam, dan sains.
2.Pendidikan Lanjutan (Secondary Education), terdiri dari:
a.
Pendidikan Lanjutan Umum
Durasi: 3
tahun (umur 15 – 18 tahun).
Pelajaran
wajib: selama tahun pertama mendapat pelajaran umum yang sama, 2 tahun terakhir
dibagi menjadi sains dan sosial (literacy). Siswa yang mempunyai grade 60% atau
lebih boleh memilih keduanya, sedangkan yang kurang 60% harus memilih sosial.
Pelajaran
umum: Bahasa arab, biologi, kimia, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi
rumah tangga (khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus
laki-laki), dan pendidikan agama.
b. Pendidikan Lanjutan Agama
Durasi: 3
tahun (umur 15 – 18 tahun).
Bahasa
arab dan literature, bahasa Inggris, kebudayaan umum, geografi, sejarah, dan
pendidikan agama.
c.
Pendidikan Lanjutan Teknik
Ada tiga
tipe pendidikan lanjutan teknik yaitu teknikal, komersial, dan agrikultural.
Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Kurikulum:
- Teknikal: gambar arsitektur, otomotif, elektrikal,
mekanika mesin, mekanika metal, radio dan televisi. Dengan pelajaran tambahan
bahasa Arab, kimia, bahasa Inggris, matematika, pendidikan fisika, fisika, dan
pendidikan agama.
- Komersial: bahasa Arab, akuntansi dan
pembukuan, korespondensi komersial, ekonomi, bahasa Inggris, matematika
ekonomi, matematika umum, geografi, manajemen dan kesekretariatan, dan
pendidikan agama.
- Agrikultural: ekonomi agrikultur, agronomi,
perkembangbiakan hewan, biologi terapan, kimia terapan, matematika terapan, fisika
terapan, bahasa Arab, bahasa Inggris, manajemen pertanian dan lahan,
holtikultura, pendidikan agama, pemasaran, dan nutrisi pangan
3.
Pendidikan Tinggi (Higher Education)
Pendidikan tinggi atau universitas di Arab Saudi terbagi
menjadi dua bagian utama yakni Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum. Namun
demikian, sekarang sudah sangat banyak universitas yang menggabungkan keduanya.
Jenis perguruan tinggi di Arab Saudi adalah universitas, institut untuk
perempuan (college for women), institut administrasi publik (institute of
public administration) dan institut keguruan (teacher training college). Semua
universitas berada di bawah supervisi Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry
of Higher Education) kecuali Universitas Islam Madinah (Islamic University of
Medinah), Universitas terbaik di Arab Saudi untuk pendidikan agama Islam, yang
berada di bawah supervisi dewan menteri (Council of Ministers). Untuk memasuki
perguruan tinggi di Arab Saudi, calon mahasiswa harus memenuhi tes masuk
perguruan tinggi (General Secondary Education Certificate Examination) atau
Tawjihi.
1)
Pendidikan Tinggi Universitas
Untuk pendidikan tinggi universitas, tingkatannya sama
seperti universitas pada umumnya, yaitu: Strata 1 (Bachelor), Strata 2
(Master), dan Strata 3 (Doctor). Untuk S1, waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun
(minimal), tetapi untuk teknik, medis, dan farmasi dibutuhkan minimal 5 tahun
untuk menyelesaikannya. Untuk S2 (Master) dibutuhkan minimal 2 tahun untuk
menyelesaikannya dengan syarat harus sudah menyelesaikan S1.
Ada dua jalur untuk S2, dengan tesis (by thesis) atau dengan
kuliah (by course). Apabila kita mengambil jalur tesis, maka setelah
menyelesaikan matakuliah yang sudah ditentukan, kita harus menyelesaikan tesis
kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester), sedangkan untuk jalur kuliah,
kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata kuliah yang telah ditentukan, namun
dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak.
Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan adalah 3 tahun setelah
menyelesaikan S2. untuk S3, kita harus menyelesaikan mata kuliah dan
mengumpulkan disertasi yang merupakan hasil riset independen yang telah
dilakukan. Selain itu, tambahan syarat kadang-kadang diperlukan, seperti:
minimal mempublikasikan jurnal internasioanl atau konferensi internasional.
Sebagai tambahan, ada beberapa universitas khusus untuk
perempuan yang sebagian besar berfokus kepada ilmu pendidikan. Jenjang yang
tersedia untuk universitas khusus perempuan ini mulai dari S1 sampai S3.
Universitas besar di Arab Saudi di antaranya King Saud
University, King Fahd University of Petroleum and Mineral, King Abdul Aziz
University, King Faisal University, dan universitas baru King Abdullah
University of Science and Technology (KAUST).
2) Pendidikan Tinggi Non Universitas
a. Technical College
Pendidikan
tinggi ini setara dengan diploma yang harus diselesaikan selama 3 tahun.
Bidang-bidang yang tersedia: control otomatis, sistem elektrikal otomatis,
otomotif, perlengkapan elektrik, instalasi elektrik, kimia industri, elektronik
industri, dan teknik produksi.
b. Higher Technical Institute
Pendidikan
ini seperti layaknya D1 yang dapat diselesaikan selama 1 tahun saja.
c. Higher Technical Institutes for Financial and Commercial
Science
Pendidikan
tinggi ini khusus untuk ilmu keuangan dan komersial. Kurikulum yang tersedia
adalah: akuntansi, korespondensi komersil dan bisnis, bahasa ingris, asuransi,
kebudayaan Islam, pemasaran dan periklanan, pembelian dan inventori, , dan
kesekretariatan. Lama pendidikan yang harus ditempuh adalah selama 2 tahun.
d. The Institute of Public Administration
Lama studi
untuk jenis pendidikan tinggi ini adalah selama 2 sampai 3 tahun. Bidang-bidang
yang tersedia adalah: perbankan (2 tahun), pemrosesan data elektronik (2.5
tahun), administrasi rumah sakit (2 tahun), ilmu kepustakaan (3 tahun), ilmu
personil (2 tahun), ilmu kesekretariatan (2 tahun), dan ilmu pergudangan (2
tahun).
e. Teacher Training College
Untuk
pendidikan keguruan terbagi menjadi 3 jurusan: guru sekolah dasar dan menengah
pertama (primary school), guru sekolah menengah atas (secondary school), dan
guru pendidikan lanjut (higher education).
B. SISTEM PENDIDIKAN DI MESIR
Republik
Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir, (bahasa
Arab: مصر, Masr) adalah sebuah negara yang
sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut.
Mesir diakui
secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab dan Timur
Tengah. Modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari pengenalan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat penaklukan Mesir.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang dicapai Napoleon Bonaparte yang
berkebangsaan Perancis ini, memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharu
Mesir untuk melakukan modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya diam
ditempat. Diantara tokoh-tokoh tersebut Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh,
dan Muhammad Ali Pasha. Dua yang terakhir, secara historis, kiprahnya paling
menonjol jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain.
Sistem
Pendidikan di negara Mesir meliputi:
a)
Sekolah Dasar (Ibtida’i).
b)
Sekolah Menengah Pertama (I’dadi).
c)
Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah ‘Ammah).
Secara
historis, modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari pengenalan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat penaklukan Mesir.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai Napoleon Bonaparte yang
berkebangsaan Perancis ini, memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharu
Mesir untuk melakukan modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya stagnan.
Di antara tokoh-tokoh tersebut Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan
Muhammad Ali Pasha. Dua yang terakhir, secara historis, kiprahnya paling
menonjol jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain. [2]
Berawal dari
datangnya Napoleon Bonaparte di Alexandria, Mesir pada tanggal 2 Juli 1798 M.
Tujuan utamanya adalah menguasai daerah Timur, terutama India. Napolen
Bonaparte menjadikan Mesir, hanya sebagai batu loncatan saja untuk menguasai
India, yang pada waktu itu dibawah pengaruh kekuasaan kolonial Inggris.
Kedatangan Napolen ke Negara Mesir tidak hanya dengan pasukan perang, tetapi
juga dengan membawa seratus enam puluh orang diantaranaya pakar ilmu
pengetahuan, dua set percetakan dengan huruf latin, Arab, Yunani, peralatan
eksperimen, diantaranya membawa teleskop, mikroskop, kamera, dan lain
sebagainya, serta seribu orang sipil. Tidak hanya itu, ia pun mendirikan
lembaga riset bernama Institut d’Egypte, yang terdiri dari empat
departemen, yaitu: ilmu alam, ilmu pasti, ekonomi dan polititik, serta ilmu sastera
dan kesenian. Lembaga ini bertugas memberikan masukan bagi Napoleon dalam
memerintah Mesir. Lembaga ini terbuka untuk umum terutama ilmuwan (ulama’)
Islam. Ini adalah moment kali pertama ilmuwan Islam kontak langsung dengan
peradaban Eropa, termasuk Abd al-Rahman al-Jabarti. Baginya perpustakaan yang
dibangun oleh Napoleon sangat menakjubkan karena Islam diungkapkan dalam
berbagai bahasa dunia.
Perjalanan Napoleon ke Mesir membawa sebuah harapan
dan perubahan yang bagus bagi sejarah perkembangan bangsa Mesir, terutama yang
menyangkut pembaharuan dan modernisasi pendidikan di sana. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi Perancis banyak memberikan inspirasi bagi tokoh-tokoh
Mesir untuk melakukan perubahan baik secara sistem dan kurikulum pendidikan yang
sebelunya dilakukan secara konvesional. Diantara tokoh yang mendapatkan
inspirasi tersebut adalah Muhammad Ali Pasa dan Muhammad Abduh. Dua
tokoh ini, kiprahnya paling menonjol jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang
lain.
1. Politik dan Tujuan Pendidikan
Pemerintah
Mesir menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus dilakukan dalam sistem
pendidikan. Oleh sebab itu, diputuskan bahwa konsep struktur, fungsi dan
manajemen pendidikan semua harus ditinjau ulang.
Mesir
memprogramkan wajib belajar, Masyarakatnya harus pandai dalam hal baca tulis
dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi
masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat.
Kementrian
pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama pendidikan adalah sebagai
berikut:
1.
Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan
kesempatan serta pembentukan individu-individu yang demokratis.
2.
Pendidikan juga dimaksud sebagai pembangunan bangsa secara menyeluruh,
yaitu menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas pendidikan dan pasar
kerja.
3.
Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan individu
terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas Arab.
4.
Pendidikan harus mampu mengiring masyarakat pada pendidikan sepanjangan
hayat melalui peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri.
5.
Pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemamuan tulis baca,
berhitung, mempelajari bahasa-bahasa selain bahasa arab, cipta seni, serta
pemahaman atas lingkungan.
6.
Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerjasama dalam pengembangan
kurikulum dan penilaian.
2.
Struktur dan
Jenis Pendidikan
Sistem pendidikan
mesir mempunyai dua struktur parallel : struktur sekuler dan struktur keagamaan
Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian Pendidikan. Struktur Al-Azhar
dilaksanakan oleh kementrian Agama di negara-negara lain. Selain dari kedua
struktur ini, ada pula jenis sekolah yang diikuti sejumlah kecil anak-anak.
Misalnya, anak cacat masuk ke sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin
menjadi militer masuk ke sekolah militer, dan ada pula generasi muda yang
meninggalkan sekolahnya dan mendaftar pada program-program nonformal yang
diselenggarakan oleh berbagai badan atau lembaga.
Modernisasi
pendidikan terus dilakukan oleh Mesir. Berbagai peraturan perundangan dan
perundang-undangan dibuat untuk mengintegrasikan jenis dan system persekolahan
yang semula otonom menjadi system pendidikan nasional.[3]
Sistem
Pendidikan di negara Mesir meliputi: [4]
1.
Sekolah Dasar (Ibtida’i). selama 5 tahun
2.
Sekolah Menengah Pertama (I’dadi). Selama 3 tahun
3.
Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah ‘Ammah). Selama 3 tahun
4.
Pendidikan Tinggi. Selama 4-6 tahun.
1.
Sistem Sekolah Sekuler (Umum)
Pendidikan
wajib di mesir berlaku sampai Grade 8 yang ingin dikenal sebagai pendidikan
dasar (Ibtida’I dan I’dadi) . Ada pendidikan taman kanak-kanak dan play group
yang mendahului pendidikan dasar, tapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan
berada di kota-kota. Pendidikan dasar ini dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang
pertama yang dikenal dengan “Sekolah Dasar” mulai dari “Grade 1” samapai
“Grade5” , dan jenjang kedua, yang dikenal dengan “Sekolah Persiapan”, mulai
dari “Grade 6” sampai ”Grade” 8. Sekolah persiapan ini baru menjadi pendidikan
wajib dalam tahun 1984.
Setelah
mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-murid punya empat
pilihan : tidak bersekolah lagi, memasuki sekolah menengah umum, memasuki
sekolah tekhnik menengah tiga tahun, atau memasuki sekolah tekhnik lima tahun.
Pada sekolah umum tahun pertama (Grade 9) adalah kelas pertama pada Grade 10
murid harus memilih murid harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA
vs Non IPA) untuk Grade 10 dan 11.
Pendidikan
tinggi di universitas institusi spesialisasi lainya menikuti pendidikan
akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembagaa pendidikan tinggi berlangsung
selama dua, empat atau lima tahun tergantung pada program dan bidang yang
dipilih.
2.
Sistem Sekolah Al-Azhar
Sistem sekolah
ini hampir sama dengan sistem sekolah sekuler ada tingkatan sekolah dasar.
Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih mendapat tekanan. Tetapi,
untuk mata pelajaran kurikulumnya seperti pada sistem sekolah sekuler. Grade 10
dan Grade 11 sama untuk semua murid. Pada akhir Grade 11, murid boleh memilih
apakah ingin masuk ke sekolah umum dua tahun lagi atau masuk ke sekolah agama
selama dua tahun.
Pada level
universitas fakultas-fakultasnya sama dengan yang ada pada pendidikan sekuler
tetapi kurikulumnya lebih menekankan kepada keagamaan. Selanjutnya, seluruh
pendidikan guru untuk pendidikan keagamaan hanya diselenggarakan dalam
lingkungan sistem Al-Azhar.Sekolah-sekolah Al Azhar lebih sedikit muridnya
dibandingkan dengan jumlah murid sekolah sistem sekuler.
5.
Pendidikan Nonformal
Pendidikan
Nonformal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan terencana
diluar sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan
bagi kelompok-kelompok orang tertentu apakah itu anak-anak,generasi muda, atau
orang dewasa; apakah mereka laki-laki atau perempuan, petani, pedagang, atau
pengrajin; apakah mereka dari keluarga orang kaya atau keluarga miskin. Di
mesir, pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan ilistrasi.
Dengan demikian, kebanyakan program lebih dikonsentarikan pada pendidikan
nonformal ada dalam asfek itu.
3. MANAJEMEN PENDIDIKAN
1.
Otoritas
Sistem
pendidikan mesir adalah tanggung jawab kementrian negara. Kementrian pendidikan
bertanggung jawab mulai dari pendidikan prasekolah sampai ke pendidikan tinggi
dalam aspek perencanaan, kebijakan, kontrol kualitas, kordinasi dan
pengembangannya. Pejabat-pejabat pendidikan di tingkat governorat bertanggung
jawab atas pengimplementasiannya. Mereka yang memiliki lokasi, membangun, dan
melengkapi serta mengawasinya agar berjalan dengan baik. Mereka juga berusaha
mendorong sumbangan dana partisipasi masyarakat. Ringkasnya, mereka bertanggung
jawab atas segala sesuatu untuk menjamin terselenggaranya operasional dengan
efisien.
Kementrian
Al-azhar bertanggung jawab mengatasi kebijakan dan perencanaan pendidikan pada
universitas Al-azhar dan perguruan tinggi serta sekolah-sekolah lainnya dalam
lingkungan Al-azhar. [5]
2.
Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Di Mesir, kurikulum
adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan, supervisor,
para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya
ada sebuah panitai untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan
ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan daat di
koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada
Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk
diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum apat diubah dan disesuaikan
untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
3. Ujian,
Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sistem ujian
di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para pejabat
pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas
ditetapkan pada Grade 2, 4, dan5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada
akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan
dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor
menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting karena
umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk ke
sekolah-sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju universitas. Kalau
tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain.
Jadi, masa depan anak muda mesir banyakn tergantung pada nilai yang diperoleh
pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan
sesama murid sangat ketat.
4. Training Guru
Inisiatif UNESCO Mesir
Sebagai lembaga
internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan, UNESCO Mesir mengembangkan
suatu sistem pelatihan guru untuk mendukung tercapainya sumber daya manusia
Mesir yang handal. Training ini diselenggarakan melalui kerjasama dengan
perusahan-perusahaan besar yang berperan dalam melakukan sertifikasi keahlian
guru selepas training.
5. Perguruan
Tinggi
Salah satu
perguruan tinggi yang paling banyak diminati oleh mahasiswa asal Indonesia
ialah Universitas Al Azhar Cairo. Beberapa Universitas yang ada di Mesir
diantaranya adalah Universitas Al Azhar, Universitas Cairo, Universitas
Alexandria, Universitas Ain Shams, Universitas Assiout, Universitas Mansoura,
Universitas Tanta, Universitas Manoufia, Universitas Lembah Selatan, dan lain
sebagainya .[6]
BAB
III
KESIMPULAN
Daya tarik Arab Saudi disamping sisi dunia kerja, adalah
dunia pendidikan. Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara laki-laki
dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, sistem pendidikan
dibagi menjadi 3 bagian utama: Pendidikan umum untuk laki-laki, Pendidikan umum
untuk perempuan dan Pendidikan Islam untuk laki-laki.
Pendidikan Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk
membentuk calon-calon anggota dewan ulama. Kurikulum untuk sekolah Islam
tradisional juga sebagian menggunakan kurikulum pendidikan umum, tetapi
fokusnya pada Studi Islam dan Bahasa Arab. Untuk pendidikan agama, dilakukan di
bawah supervisi dari Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan Universitas Islam
Madinah (Madinah).
Sistem Pendidikan
pada pendidikan umum di Arab Saudi terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan sekunder, dan pendidikan tinggi.
Tujuan
pendidikan di Mesir adalah Menyiapkan dan mengembangkan warga Mesir dengan cara
yang akan membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat
yang berubah modern untuk menghadapi tantangan globalisasi. Selain memungkinkan
mereka untuk memahami dimensi religius, nasional, dan budaya dari identitas
mereka. Sistem pendidikan di mesir mempunyai 2 sistem yaitu Umum dan Al-Azhar.
Mesir tidak
mengenal adanya dikotomi ilmu, tidak ada perbedaan antara ilmu umum maupun ilmu
agama, keduanya sama pentingnya dan sama-sama berperan dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKAAN
Rahchman Asssegaf, Abd., Internasionalisasi
Pendidikan, Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat, Gama
Media, Yogyakarta, 2003
Nur Agustian Syah, Perbandingan Sistem Pendidikan
15 Negara, Lubuk Agung, Bandung
http://www.arabiancampus.com/studyinegypt/edusys.htm
[2] Ibid
[3] Drs. Abd. Rahchman Asssegaf, M.A, Internasionalisasi
Pendidikan, Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat, Gama
Media, Yogyakarta, 2003, hlm. 62
[5] Prof. Dr. Drs. H. Agustian Syah Nur,
MA, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, Lubuk Agung, Bandung.
[6] http://www.atdikcairo.org/ke-mesiran/46-sistem-pendidikan/163-sistem-pendidikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih atas kunjungannya jangan lupa komen