SEJARAH PERADABAN ISLAM DI AFRIKA UTARA
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pembimbing : Dr. Muh. Hariadi, M.A
Di susun oleh
ROKIMIN
NIM : 162520068
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU QUR’AN JAKARTA
TAHUN 2016 M/1438 H
SEJARAH PERADABAN ISLAM DI AFRIKA UTARA
Rokimin[1]
A. Pendahuluan
Afrika
Utara merupakan daerah yang sangat penting bagi penyebaran agama ISlama di
dartan Erofa. Ia menjadi pintu gerbang masukkan ISlam yang selama berabad-abad
berda diabawah kepemimpinan kekuasaan kristen sekaligus benteng pertahanan
islam di wilayah tersebut. Dari sisi kemajuan peradaban. Afrika utra tidak bisa
begitu saja dilupakan dalam sejarah Islam, kemajuan dibidang Arsitekturm Dekorasi,
dan seni bangunan lainnya dapat kita saksikan peninggalannya.
Afrika
di Sub sahara adalah wilayah yang sangat luas, yaitu mencakup seluruh wilayah
afrika minus Afrika Utara, Maroko, Algeria, Tuniasia, Libya, dan Mesir. Dalam
makalah ini akan dibahas Peradaban Islam di Afrika Utara, DInasti-Dinasti
Afrika Utara, dan Kemajuan Islam di Afrika Utara, Afrika Barat dan Afrika
Sub-Sahara.
B. Peradaban Islam Di
Afrika Utara
Afrika
Utara merupakan pintu gerbang penyebaran Islam ke Eropa. Dari Afrika Utara lalu
ke Spanyol yang termasuk benua Eropa. Penyebaran Islam ke Afrika Utara sudah
dimulai sejak khulafaurrasyidin, yaitu pada masa Umar bin Khattab. Pada tahun
640 M Panglima Amr bin Ash berhasil memasuki Mesir. Kemudian pada khalifah
Uthman bin Affan penyebaran Islam meluas ke Barqah dan Tripoli. Tapi penaklukan
atas kedua kota tersebut tidak berlangsung lama karena Gubernur Romawi berhasil
merebut ke dua itu kembali. Karena Gubernur Romawi ini kejam dan memeras rakyat sehingga rakyat ( penduduk
) meminta bantuan kepada orang – orang Islam. Permintaan itu disanggupi oleh
khlalifah Utsman bin Affan. Namun bantuan itu baru bisa terealisasi pada
pemerintahan Bani Umayyah yaitu pada masa Muawiyah bin Abi Sufyan. Muawiyah bin
Abi Sufyan mempercayakan tugas itu pada panglimanya yang bernama Uqbah ibn Nafi
al Fihri. Dan Uqbah ibn Nafi al Fihri berhasil menekan suku barbar dan
menghalau pasukan Romawi dari daerah tersebut. Mulai sejak itu Afrika Utara
dikuasia oleh Bani Umayyah lalu Bani Abbas, Rustamiyah, Idrisiyah, Aglabiyah,
Ziridiyah, Hammadiyah kemudian Murabithun dan Muwahhidun.
Pada
Abad 1 H/7 M kehidupan sosisal masyarakat Afrika Utara lebih merupakan
kehidupan Masyarakat Barbar yang bersifat kesukuan, Normad[2],
dan Partiakhi.[3] pada
masa Nabi Muhammad Saw, pertama kali ada kontak dengan Afrika yaitu setelah
beberapa sahabatnya hijrah ke Habsy dana mendapat perlakuan baik dari
masyarakat maupun dari penguaa yaitu Raja Najasyi atau Negus.[4] Agama Islam Masuk ke Afrika Utara pada saat
daerah ini berada dibawah kekuasaan kekaisaran Romawi. Penaklukkan daerah ini
mulai dirintis pada masa Khalifah Umar Bin Khattab.[5]
Kedatangan Islam di Afrika Utara
terjadi pada masa kekhalifahan Umar Ibn al-Khathab. Pada masa itu kekuasaan
Islam di tahun 640 M, sudah berhasil memasuki Mesir di bawah komando ‘Amr ibn
al-‘Ash.[6]
Pada
masa kekhalifahan Usman ibn Affan penaklukan Islam sudah meluas sampai ke
Barqah dan Tripoli. Penaklukan atas dua wilayah itu dimaksudkan untuk menjaga
keamanan daerah Mesir. Penaklukan itu tidak berlangsung lama, karena
gubernur-gubernur Romawi menduduki kembali wilayah-wilayah yang telah
ditinggalkan itu. Namun kekejaman dan pemerasan yang mereka lakukan telah
mengusik ketenteraman pendududk asli, sehingga tidak lama kemudian penduduk
asli sendiri memohon kepada orang-orang muslim untuk membebaskan mereka dari
kekuasaan Romawi. Pada waktu kekuasaan Islam sudah berpindah kepada Muawwiyah
Ibn Sufyan khalifah pertama bani Ummayah. Ia bertekad untuk memberikan pukulan
terakhir kepada kekuasaan Romawi di Afrika Utara, dan mempercayakan tugas ini
kepada seorang panglima masyhur Uqbah Ibn Nafi al-Fikri (W. 683 M), yang telah
menetap di Barqah sejak daerah itu ditaklukan[7]
Pada
tahun 50 H/670 M ‘Uqbah mendirikan kota militer yang termasyhur, Kairawan,
disebelah selatan Tunisia. Tujuannnya adalah untuk mengendalikan orang-orang
Barbar yang ganas dan sukar diatur,dan juga untuk menjaga terhadap
perusakan-perusakan yang dilakukan oleh orang-orang Romawi dari laut.
Perjalanan ‘Uqbah yang cemerlang itu dan pukulan-pukulannya yang menghancurkan
orang-orang Romawi dan Barbar, telah membuat negeri itu aman selama beberapa
tahun.
Akan
tetapi, pada tahun 683 M orang-orang Islam di Afrika utara mengalami kemunduran
yang hebat, karena orang-orang Barbar dibawah kepemimpinan Kusailah bangkit
memberontak dan mengalahkan ‘Uqbah. Dia dan seluruh pasukannya tewas dalam
pertempuran. Sejak saat itu orang-orang Islam tidak berdaya mengembalikan
kekuasaannya di Afrika Utara, karena selain berhadapan dengan bangsa Barbar
juga ada bangsa Romawi yang memanfaatkan kesempatan dalam pemberontakan
tersebut.
Ketika
pemerintahahan dipegang oleh Musa, di Afrika Utara terjadi perubahan sosial dan
politik yang cukup drastis. Perlawanan orang-orang Barbar yang ganas dapat
dihancurkan domanasi politik berada di tangan orang orang muslim dan da’wah
Islam yang menyebar dengan kecepatan yang luar biasa. Hal-hal inilah yang
menyebabkan sebagian sejarawan menganggap Musa Ibn Nusair sebagai penakluk yang
sesungguhnya atas Afrika Utara.
Satu
hal perlu dikemukakan bahwa seluruh pemberontakan yang terjadi di Afrika Utara
dilakukan oleh orang-orang Barbar dan kaum Khawarij. Tidak diketahui bagaimana
faham Khorijiah masuk ke daerah itu dan kemudian menyebar disana. Yang pasti
semangat egalitarian dan karakter oposisinya terhadap pemerintahan Bani Umayyah
telah mereflesikan aspirasi orang-orang Barbar.
Oleh karena itu, dapat diduga bahwa
kesamaan aspirasi itulah yang menyebabkan faham keagamaan tersebut mudah
diterima oleh orang-orang Barbar, bahkan kira-kira pada tahun 132 H/750 M,
hampir seluruh orang Afrika Utara menganut faham ini.[8]
Pada
masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan (685-705 H), daulah Bani Umayah mulai
bangkit untuk merebut Afrika Utara, beliau mengirimkan pasukan di bawah
pimpinan Hasan Ibn Nu’man Al-Ghasani unutk memulihkan kekuatan Islam yang
hilang yang mampu menembus tentara Romawi dan Barbar, sejak saat itu Afrika
Utara dan daerah Maghribi tidak termasuk lingkungan Mesir, tetapi berdiri
sendiri yang diperintah oleh seseorang Gubernur yang di angkat oleh Khalifah.
Kekuasaan
Islam di Afrika Utara tidak berjalan mulus ingga terjadi pergantian Gubernur
dari Hasan Ibn Nu’man kepada Muasa Ibn Nushair. Ketika pemerintahan Musa Ibn
Nushair di Afrika terjadi perubahan sosial dan politik yang cukup drastis.
Perlawanan orang-orang Barbar dapat dihancurkan, dominasi politik berada
ditanga orang-orang Muslim dan dakwah Islam Menyebar dengan cepat.[9]
C. Dinasti-Dinasti di
Afrika Utara
a.
Dinasti Idrisiah di Maroko
Idris
Ibn Abdullah adalah cucu dari Hasan ibn Ali, ia melakukan pemberontakan
terhadap Abbasyiah pada 786 M, namun karena kalah, ia melarikan diri ke Maroko
dan mendirikan dinasti Idrisiah (788-974) dengan ubu kota Fez yang merupakan
dinasti Syiah pertama dalam sejarah Islam. Karena dinasti ini terletak antara
kekuasaan islam besar yaotu Umayyah di Andalusia dan Fatimiyah di Afrika Utara,
b.
Dinasti Aghlabiah 800-909 M
Dinasti
ini berpusat di Saljiman, berdiri ketika Khalifah Harun Ar-Rasyid mengangkat
Ibrahim Ibn Al-Ghalab sebai penguasa Tunisia pada 800 muntuk, membendung kekuatan-kekuatan
luar dengan Abbasyiah terutama membendung serangan dinasti Rustamiah (Khawarij)
dan idrisyiah. Kedua dinasti ini berusaha ekspansi ke Al-Maghrib untuk
melemahkan kekuatan Abbasyiah di afrika dan sekitarnya.
c.
Dinasti Ibn Toulun
Didirikan
oleh Ahmad ibn Toulun yang semula di tugaskan oleh penguasa Abbasyiah sebagai
penguasa mesir, priode ini, kegiatan intelektual, Arsitektur berkembang dan
maju, banyak rumah sakit, Masjid dan menara didirikan yaitu Masjid Ibn Toulun
di Mesir.
d.
Dinasti Fatimiyah
Nama
ini diberikan karena mengklain sebagai ketrunan garis lurus dari pasangan Ali
ibn Abi Thalib dan Fatimah Azzahra binti Muhammad Saw. Pendiri dinasti
Fatimiyah adalah Ubaidillah Al-Mahdi. Pada tahun 874 M. Abdullah Ibn Maimun
menunjuk pengikutnya yaitu Abdullah Al-Husain sebagai oemimpin Syiah
Isma’iliyah. Kemudian ia menyerang Afrika Utara dan berhasil menegakkan
pengaruhnya. Setelah itu Abdullah Al-Husain menobatkan Said Ibn Husani
AL-Salamiah sebagai Penggantinya.[10]
D. Kemajuan
Peradaban Islam di Afrika Utara
a)
Berkembangnya Qairawan yang dibangun oleh Uqbah Ibn Nafi’
yang tidak hanya menjadi kota meliter semata, tetapi menjadi salah satu pusat
ilmu dan peradaban yang cemerlang dalam sejarah Islam.
b)
Kebijakan Islamisasi yaitu dengan menhadikan bahasa Arab
sebagai bahasa resmi dan pergaulan serta kemajian diberbagai ilmu oleh Musa Ibn
Nushair sebagai proses perkembangan dan Perdaban Islam.
c)
Arsitektur Maghribi yang indah dengan arsemen timur yang
kuat dalam bangunan masjid Qairawab dab Bentegn RAqqada serta kota kediaman
para penguasa dinasiti Aghlabiah.
d) Daerah Tahart
(Tiaret) mengalami kemajuan dibidang ekonomi yang menjadi terminal dari salah
satu rute khilafah trans-Sahara, sehingga dinamakan Irak Kecil di samping juga
menjadi pusat kesarjanaan.
e)
Perguruan tinggi ( Masjid) Al-Zaituna, yang merupakan
Universitas tertua Islam di Tunisia, ketika Bani Fatimiyah berkuasa.
f)
Kemajuan peradaban Islam di Afrika Utara mencapai
Puncaknya pada masa dinasti AL-Muhiddun yang pendirinya Ibn Tumart adalah
seorang politisi dan Reformis dalam bidang teologi.
Kemajuan diberbagai
bidang
1.
Bidang Ilmu kebahasaan, seperti Ibnu sida, Abu Bakar
Al-Turtusi dengan karyanya Siroj Al-Mulk
2.
Bidang kesehatan,dilihat dengan berdiri ya sebuah rumah
sakit yang besar di Marrakesh.
3.
Bidang keokteran,
yang ada tokoh terkenal yaotu ABu Marwan Ibn Abdul Malik Ibn Zuhr.
4.
Bidang sejarang dan sosiologi, seperti Ibn Khaldun yang
menjadi Menstro terbesar dalam Sejarah Islam.[11]
E. Peradaban Islam
di Afrika Sub-Sahara
Masukkanya
Islam di SUb-Sahara hampir sama dengan masukkanya Islam di Asia Tenggara, yaitu
prises damai 9perdagngan) dan tanpa pertumpahan darah. Islam MAsuk ke
Sub-Sahara melalui tiga wilayah.
Pertama,
bagian utara Islam Menyebar mulai sekitar
tahun 1000 an masehi diberbagai wilayah sudan. Islam tersebar diwilayah utara
Afrika Sub-Sahara melalui migrasi pedagang-pedagang muslim, sejumlah guru, murd, pengikut sufi dan juga pedagan
meiteranian, sehingga terbentuk masyarakat muslim minoritas yang kemudia secara
beransur-ansur Islam menyebar kemasyarakat luas.
Kedua,
diwilayah bagian Timur, Islam
Menyebar dair Zayla’ (Somalia) mulai pada abad ke 9. Proses Islamisasi dibagian
timur wilayah sudan, yaitu lewat jalur perdagangan dan perekonomian. Islam yang
tersebar diwilayah ini mayoritas berasal dari Mesir dan Saudi Arabia dan bukan
dari Afrika Utara.
Ketiga,
Islam Masuk bagian selatan,
yaitu Afrika Selatan. Islam Mulai berkembang diwilayah ini pada masa penjajahan
belanda yang bergabung dalam dua gelombang. Pertama adalah orang-orang dari
Melayu, Bengal, Malabar dan Madagaskar
yang di bawa oleh Kolonial Belanda ke Afrika Selatan sebagai tahanan budak.
Kedua adalah para pedagang dan pekerja yang datang dari Calcuta, Madras, Bombay
dan Gujarat abad ke 19.[12]
Di
sudan bagian timur Afrika Timur, Islam Tumbuh menjadi Agama Populer, atau
menjadi agama rakyat bawah dan bukan menjadi agama para penguasa dan bangsawan
sebagaimana terjadi di Sudan bagian Tengah dan Barat.[13]
Kesimpulan
Sebelum
Islam Masuk di Afrika di abwah kekaisaran Romawi, dan kehidupan Sosial Masyarakat
Afrika Utara lebih merupakan kehidupan masyarakat Barbar yang bersifat
kesukuan. Nomad dan Partiarkhi. Setelah kedatangan Islam, orang-orang barbar
banyak yang di akomodasikan dalam pemerintah. Tidak hanya itu, Islam juga telah
meninggalkan peradaban yang sangat
tinggi, dan Islam dikatakan sebagai pembebas pada daerah taklukan Islam
tersebut.
Islam
di Afrika Sub-Sahara memang belum signifikan jika dilihat peran mereka dalam
konstelasi dunia Islam. Akan tetapu Afrika Sub-Sahara terlalu signifikan untuk
ditinggalkan bila kita bicara tentang Islam di berbagai belahan dunia karena
Islam telah lama menoreh sejarah di wilayah ini.
Daftar Pustaka
Abdurraham ,
Dudung, dkk, Sejarah Peradaban Islam: Masa Klasik Hingga Modern. Yogyakarta,
Lesfi, 2004
Karim ,M.
Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta, Pustaka Book
Publisher, 2007
Sunanto ,Musyrifah, Sejarah Islam Klasik perkembangan Ilmu
Pengetahuan, Jakarta, Kencana, 2003
[1] Makalah ini di persentasikan sebagai tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, dalam bimbingan Dosen Bapak Dr. Muh. Hariadi, MA. Program Pascasarjana PTIQ Jakarta.
[2]
Patriarki adalah
sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosoak otoritas utama yang sentral dalam
organisasi sosial. Ayah memiliki otoritas terhadap perempuan, anak-anak dan
harta benda. Secara tersirat sistem ini melembagakan pemerintahan dan hak
istimewa laki-laki dan menuntut subordinasi perempuan.
[3] Dudung Abdurraham, dkk, Sejarah Peradaban Islam: Masa
Klasik Hingga Modern. (Yogyakarta, Lesfi, 2004), Hlm, 220
[4]
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam.
(Yogyakarta, Pustaka Book Publisher, 2007), hlm. 184
[10]
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik perkembangan
Ilmu Pengetahuan, ( Jakarta, Kencana, 2003), Hlm. 131-132
[12]
Yudian W. Asmin, krisis Peradaban Islam MOdern Sebuah
Kultur Praindustri dalam Era Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. (Yogyakarta,
Tiara Wacana Yogya, 1994), Hlm 87-89
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih atas kunjungannya jangan lupa komen